HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA ANAK USIA 6 – 12 TAHUN DI PUSKESMAS RAWAT INAP WAIRASA SUMBA TENGAH NUSA TENGGARA TIMUR

Jati Untari, Listiyana Natalia Retnaningsih, Anggraini Rambu Padu Leba

Abstract


Latar belakang : Persentase keluhan asma berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Sumba Tengah, laki – laki sebanyak 8,80% dan perempuan sebanyak 8,50%. Penyakit asma di Puskesmas Rawat Inap Wairasa pada tahun 2011 sebanyak 4896 kasus. Lingkungan dalam rumah yang kurang baik mampu memberikan kontribusi faktor pencetus serangan asma lebih besar dibandingkan lingkungan rumah yang baik. Faktor lingkungan dalam rumah yang dapat mempengaruhi serangan asma anak bisa berupa kondisi lingkungan rumah dan paparan asap dari keluarga penderita asma.

Tujuan : Untuk mengetahui Hubungan Kondisi Fisik Rumah (ventilasi rumah, lantai rumah, dinding rumah) dan Paparan Asap Rokok dengan Frekuensi Kekambuhan Asma Pada Anak Umur 6-12 Tahun di Puskesmas Rawat Inap Wairasa

Metode penelitian : Penelitian ini adalah penelitian Observasional Analitik dengan desain penelitian Cross sectional. Subyek penelitian sebanyak 60 orang yang diambil dengan teknik Simple random sampling. Analisa data dilakukan dengan uji Chi-square menggunakan batas kemaknaan (alpha) = 0,05 dan Confidence interval 95%

Hasil : Untuk frekuensi kekambuhan >2 kali sebulan, ventilasi yang tidak memenuhi syarat berisiko 2,09 kali lebih besar dibandingkan ventilasi yang memenuhi syarat (pvalue=0,00), lantai yang tidak kedap air berisiko 1,65 kali lebih besar dibandingkan lantai yang kedap air (pvalue=0,06), dinding rumah yang tidak baik berisiko 2,43 kali lebih besar dibandingkan dinding rumah yang baik (pvalue=0,00), keluarga yang merokok dekat anak berisiko 1,17 kali lebih besar dibandingkan yang merokok jauh dari anak (pvalue=0,550). Untuk frekuensi kekambuhan <2 kali sebulan, ventilasi yang tidak memenuhi syarat berisiko 1,65 kali lebih besar dibandingkan ventilasi yang memenuhi syarat (pvalue=0,03), lantai yang tidak kedap air berisiko 1,26 kali lebih besar dibandingkan lantai yang kedap air (pvalue=0,06), dinding rumah yang tidak baik berisiko 1,35 kali lebih besar dibandingkan diding rumah yang baik (pvalue=0,10), keluarga yang merokok dekat anak berisiko 1,083 kali lebih besar dibandingkan yang merokok jauh dari anak (pvalue=1,00).

Kesimpulan: ventilasi rumah, dinding rumah, dan lantai rumah memiliki hubungan yang signifikan dengan frekuensi kekambuhan > 2 kali sebulan. Ventilasi rumah memiliki hubungan dengan frekuensi asma < 2 kali. Lantai rumah dan paparan asap rokok tidak memiliki hubungan dengan frekuensi > 2 kali sebulan. Tidak ada hubungan antara paparan asap rokok dengan frekuensi kekambuhan < 2 kali sebulan

 Kata kunci : asma, frekuensi kekambuhan asma, paparan asap, kondisi fisik rumah

 1 Dosen Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Yogyakarta

2 Dosen Program Studi S1 Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta

3 Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Yogyakarta

 


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.35842/mr.v10i1.65

Article Metrics

Abstract view : 260 View
PDF - 116 View

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Medika Respati

Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan indexed by:

   Crossref  Google Scholar