PERILAKU PENGGUNAAN PELAYANAN SKRINING INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PADA WARIA DI KOTA YOGYAKARTA

Fika Lilik Indrawati

Abstract


Abstract: Negative stigma is attached to transvestites where they are seen as a source to spread STIs and HIV/AIDS virus because of the risk of their job which is mostly as a sex worker.  In their position a sex worker which is paid very low and lack of knowledge about reproduction health; unconsciously, transgender can get infected by STIs or HIV easily and spread it to their next partners. It is caused by lack infomation about reproduction and sexual health and lack access about health service for transvestites.   This research aimed to understand transvestites’ behavior in using STIs screening service. This research used qualitative approach with phenomenological approach; samples taking used purposive sampling of criterion based sampling and snowball sampling done by finding persons who could gave the clues about the people who were willing to be chosen as the research subjects according to the criteria. From the criteria which had been decided, it got seven representative informants. Data collecting technique used deep interview and focus group discussion. The research results showed that most trangenders had lack knowledge about STIs. They still did sexual intercourse although they had already got education from health workers and had already known that some of their transgender friends got infected by STIs. 

Keywords: STIs screening service, transvestites, health belief model

Abstrak : Stigma negatif telah melekat pada diri waria dimana mereka disebut sebagai salah satu sumber penyebaran IMS dan virus HIV/AIDS karena resiko atas faktor pekerjaannya yang sebagian besar sebagai penjaja seks. Dalam posisinya sebagai penjaja seksual yang memiliki posisi daya tawar yang sangat rendah, serta kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, maka waria dengan tanpa sepengetahuannya akan mudah terinfeksi/tertular IMS dan virus HIV kepada pasangan-pasangan berikutnya. Hal itu terjadi karena kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi dan seksual serta akses tentang layanan kesehatan bagi kaum waria. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku waria dalam menggunakan pelayanan skrining IMS sehingga dapat diketahui proses serta faktor yang  melatarbelakangi perilaku waria dalam menggunakan pelayanan skrining IMS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, teknik pengambilan sampel secara purposive sampling jenis criterion based sampling dan snowball sampling dilakukan dengan menemukan orang yang dapat memberi petunjuk mengenai orang yang bersedia menjadi subjek penelitian sesuai dengan kriteria. Dari kriteria-kriteria yang telah dirumuskan, diperoleh tujuh orang informan yang representatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, dan focus group discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua waria mempunyai pengetahuan yang kurang tentang IMS. Mereka tetap melakukan hubungan seksual yang beresiko meskipun sudah mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan dan sudah mengetahui beberapa teman waria yang terkena IMS.

 

Kata kunci : perilaku, pelayanan skrining IMS, waria

 


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.35842/mr.v12i1.3

Article Metrics

Abstract view : 446 View
PDF - 377 View

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Medika Respati

Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan indexed by:

   Crossref  Google Scholar